Rabu, 21 Juli 2010

KELUAR DARI PENJARA DOGMA: Tamasya Melihat TUHAN yang Dualistik

:

Sejak halaman awal buku ini akan sontak menyengat nalar pikir pembacanya,
Menggetarkan keyakinan yang telah berabad-abad lamanya.
Berbicara apa adanya, tanpa ditutup-tutupi.
Penjara dogma dibobol, jerujinya dihempaskan …
Dogma monoteistik dikuak tanpa basa-basi, melalui teks-teks kitab suci yang dilihat dengan jujur apa adanya.
Hanya bagi yang berdaya nalar !

***
UCAPAN TERIMAKASIH PENULIS:

Terimakasih kepada alam semesta beserta segala isinya, yang terlihat dan tak terlihat, yang sudah tercipta, sedang diciptakan dan yang masih akan diciptakan.

Terimakasih buat Ayu Utami dengan “Bilangan Fu”-nya. Setidaknya, setelah bertamasya bersama Bilangan Fu-lah menjadikan suatu pemicu, saat, yang pertama kali menyentakku untuk mulai segera menyusun pemikiran yang sudah lama berada dalam sanubari ini, menjadi sebuah buku.

Terimakasih untuk penerbit yang bersedia menerbitkan karyaku ini. Saya kira tak banyak penerbit “berani” menerbitkan naskah buku ini.

Terimakasih buat semua pihak yang tak tersebutkan satu persatu, yang terlibat langsung atau pun tak langsung dalam terciptanya karya buku ini.

Terbesar, terimakasih kepada TUHAN monoteistik. Buku ini menjadi ada karena dan membahas tentang Engkau. Tanpa keberadaan-Mu, TUHAN, buku ini niscaya tak akan pernah ada, bahkan terpikir untuk dibuat pun tidak.

***

"Memang, saya sadar, mengeluarkan TUHAN (monoteis) dari penjara dogma yang telah dibangun oleh para agamawan selama ribuan tahun bukanlah hal yang mudah dan atau aman-aman saja. Sebab para ‘prajurit’ atau ‘laskar’ penjaga dogma tentu saja tak khayal bisa menjadi marah. Tetapi mereka tak akan bisa protes secara berlebihan, sebab apa yang sedang saya lakukan hanyalah menyajikan data dan fakta yang justru bersumber dari teks-teks suci monoteistik itu sendiri, bukan yang lain, juga bukan dari pikiran saya sendiri. Dan teks-teks yang saya ajukan adalah teks yang terang dan jelas (Arab: mukhamat) dan bukan teks yang bermakna amsal/tamsil atau perumpamaan saja (Arab: mutasyabihat).
Konsep TUHAN yang selama ini terpelihara dalam pikiran dan sistem agama monoteisme ..., yang telah mapan ribuan tahun lamanya, sedang saya bongkar. Saya bongkar tanpa basa-basi dan sangat skriptural atau kitabiah. ‘Jeruji penjara’ yang orang sebut sebagai kemahasucian, kemahabaikkan, kemahaadilan, kemahakuasaan, kemahapengampunan, semuanya itu saya bebaskan, dengan rasional, akal sehat, nurani yang jujur dan data faktual yang otentik, saya keluarkan konsep TUHAN yang maha-maha seperti itu dari dalam “penjara dogma”. Dan itu semua mungkin akan “menyeramkan” atau “menakutkan” bagi sebagian orang. Tapi saya kira niscaya siapa saja tidak perlu takut dengan semua pemikiran yang saya tuangkan dalam buku ini, sebab di sini saya bukan sedang melawan TUHAN atau teks agama apapun juga, melainkan yang sedang saya lakukan hanya mendobrak penjara dogma, sehingga penjara itu tak kan lagi membelenggu dengan keangkuhannya." (kutipan halaman 40-41)

“Setelah keluar dan terbebas dari penjara dogma, kemudian membaca dengan seksama dan jujur ayat-ayat biblikal yang menceritakan TUHAN (Dewa, elohim, God)-nya Israel, yaitu Yahwe, saya langsung dapat menyimpulkan bahwa TUHAN versi Israel (Yahwe) adalah TUHAN yang bukan hanya baik (banyak orang menyebutnya: “Maha Baik”), tapi juga sekaligus adalah TUHAN yang bersifat barbar: sadis, brutal dan keras. …. TUHAN yang selama ini saya kenal dari apa yang disebut sebagai kitab suci Abrahamik, memang adalah TUHAN yang sadis dan keras. Sadis dan keras dalam arti yang sesungguhnya. ….” (hal. 47, 48)

TUHAN pun pernah berdusta, iblis pernah jujur ... (hal. 99 - 103)

 Pada 11 September 2001 jam 8.46 pagi, sebuah pesawat komersial meluluhlantakkan menara utara World Trade Center New York City – serangan teroris atas nama Allah, dalam waktu 102 menit kemudian lebih dari 3000 orang kehilangan nyawa. Juga, ketika Osama Bin Laden, Noordin Muhammad Top, Imam Samudera dan segenap jaringan Islam radikal (sebagian orang menyebutnya: teroris) yang ada di seluruh dunia, kita tanyakan kepada mereka: mengapa kamu membunuh orang-orang dengan bom mobil atau bom bunuh diri atau bom dalam bentuk apapun juga yang mengerikan? Mereka akan dengan sangat yakin menjawab: kami disuruh Allah untuk membunuh orang kafir di mana pun berada! (hal. 113)
Kitab suci Abrahamik memang melegitimasi kebrutalan. Perintah TUHAN untuk membunuh orang yang dianggap kafir memang sudah ada sejak dahulu kala, bahkan jauh sebelum Islam tampil di Arab,... (hal.114)

 Allah, menurut Al Quran, adalah Allah yang sangat keras siksa-Nya (Qs. 59:4,7), Al Muntaqim (Maha Penyiksa). Allah yang sangat keras siksa-Nya itulah yang telah merancang neraka dengan bahan bakar manusia dan batu, yang dijaga oleh malaikat yang berwatak keras pula, sebagaimana tertulis dalam Al Quran:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari neraka yang (kayu) bakarnya manusia dan batu; yang menjaganya malaikat yang kasar, yang keras, mereka tidak mendurhakai Allah (terhadap) apa-apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka melaksanakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim/66:6) Sangat ironis, TUHAN, yang konon katanya MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG itu, ternyata, menurut Al Quran, adalah TUHAN yang juga telah menyiapkan ‘tungku panggangan raksasa’ (baca: neraka) yang dijaga oleh malaikat berwatak kasar dan keras, bagi siapa saja yang saat hidup di dunia telah tidak taat atau dianggap tidak taat kepada-Nya... konsep TUHAN yang identik dengan “monster” yang berjiwa kejam tak berbelas kasih dan seakan seperti psikopat yang akan puas dan tersenyum ketika menyaksikan manusia menggelepar kepanasan berteriak-teriak kesakitan tak terperikan? (bab 8)  

 TUHAN yang haus darah ... (diulas dalam bab 10)

 Sekali Anda beragama monoteis yang dogmatis, Anda akan terjebak. Anda menjadi tawanan penjara dogma... (hal. 169) .....  



***
HARGA @Rp. 35.000,-
Untuk yang berminat buku "panas" tersebut, langsung saja hubungi ke penerbitnya : telp./SMS 08179719991